Belajar Pangan Lokal dengan Ibu Sunarti
Ibu Sunarti merupakan salah satu warga Desa Trimulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Ibu Sunarti berumur 42 tahun. Dalam genealogi keluarga saya beliau merupakan bulek saya. Ibu Sunarti memiliki keseharian sebagai seorang petani. Sebagai petani, pada musim penghujan bersama suami (Almarhum) dan kerabatnya beliau menanam padi. Kemudian saat musim kemarau beliau menanam kacang hijau.
Setelah salat Magrib, saya berkunjung ke rumah bulek saya. Usai melaksanakan salat Magrib, beliau sedang rebahan di kamar sambil memainkan gawai. Kemudian saya pergi ke kamar beliau untuk bertanya mengenai pangan lokal yaitu kacang hijau. Beberapa poin-poin pertanyaan yang saya tanyakan kepada Ibu Sunarti yaitu cara menanam, memanen, memasak dan menikmati kacang hijau.
Menurut Ibu Sunarti, budidaya kacang hijau tidaklah sulit. Tahap pertama yang dilakukan adalah menanam kacang hijau. Cara menanamnya yaitu kacang hijau direndam dalam air selama 24 jam, tiriskan dan biarkan selama 24 jam hingga akar kecil mulai mencuat. Kemudian masukkan kacang hijau ke tanah dengan kedalaman 2,5cm, beri jarak tanam kacang hijau sejauh 5-10cm. Setelah 3 hari tumbuh pohon, maka setiap seminggu dilakukan penyemprotan dan setiap 10 hari penyemprotan tanaman.
Tahap kedua yaitu memanen kacang hijau. Panen dilakukan setelah polong mulai berwarna kuning kecoklatan atau hitam. Menurut Google masa panen kacang hijau biasanya 100 hari setelah ditanam. Sedangkan menurut bulek saya dua bulan sudah cukup untuk dipanen.
Tahap ketiga yaitu memasak kacang hijau. Disini Ibu Sunarti akan memberi cara memasak kolak kacang hijau. Rebuslah kacang hijau hingga mendidih. Kemudian masukkan santan dan gula merah untuk memperkaya rasa pada kolak itu.
Tahap keempat yaitu menikmati kacang hijau. Biasanya kolak kacang hijau dijual dalam acara takjil bulan Ramadhan atau bisa dijadikan camilan yang menyegarkan. Selain itu, olahan kacang hijau yaitu rempeyek biasa disajikan pada acara pernikahan untuk dinikmati para tamu yang datang.
Ibu Sunarti dan cerita kacang hijaunya, merupakan bukti nyata bahwa masyarakat kita memiliki pengetahuan dan tindakan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ibu Sunarti dan bentangan sawahnya telah menjadi bukti nyata betapa berlimpahnya sumber daya alam ini untuk digunakan menjadi sumber daya yang lokal. Begitulah, cerita kacang hijau yang memuat tentang cara menanam, memanen, memasak dan gaya menikmatinya, merupakan modal sosial nyata. Ibu Sunarti dan cerita kacang hijaunya, merupakan bagian kecil saja dari keragaman pangan lokal yang ada di Indonesia. Untuk itu mari bersama-sama Ibu Sunarti dan kacang hijaunya bersemangat dalam menjaga ketahanan pangan lokal kita.
SELAMAT HARI PANGAN,
MARI MENANAM PANGAN,
MARI BUDIDAYAKAN PANGAN LOKAL,
MENUJU INDONESIA BERDAULAT PANGAN.